Adabanyak penyebab banjir, dari mulai disebabkan oleh alam yaitu curah hujan yang sangat tinggi sehingga debit air melimpah yang sungai tak mampu lagi menampung. Ada pula yang disebabkan oleh ulah manusia baik secara struktur hingga perilaku enteng warga masyarakat.
CERPEN TENTANG LINGKUNGAN SUNGAI BERSIH, BANJIR PUN PERGI Riza, Reza, dan Rozi adalah tiga orang siswa SMP negeri 1 Pasuruan yang telah berteman sejak mereka TK. Ketiga siswa tersebut sangat gemar membersihkan lingkungan sekolah. Tidak heran bila bapak atau ibu guru menjadikan mereka sebagai tauladan bagi siswa yang lain. Suatu hari di bulan September, mereka sedang bermain – main di sungai selepas pulang sekolah. Mereka memang gemar mencari ikan untuk kemudian digoreng dan dijadikan lauk makan siang. Ukuran sungai yang tidak begitu besar membuat mereka mudah berjalan dari ujung ke ujung bagian sungai. Mereka menjumpai banyak sekali sampah di pinggir sungai. Mulai dari plastik, botol – botol, dll. Setelah kelelahan dan beristirahat di pinggir sungai, Riza pun berkata kepada Reza dan Rozi tentang sampah yang banyak mereka jumpai di pinggir sungai. Mereka pun sepakat bahwa sampah yang menumpuk di sungai bisa mengakibatkan banjir saat musim hujan nanti. Suatu pagi pada saat jam istirahat di sekolah, Riza, Reza, dan Rozi pergi ke kantor guru. Mereka menemui Bapak Leo, Wali Kelas mereka. Riza menceritakan tentang banyaknya sampah yang ada di sungai, cerita Antok pun ditimpali dan dilengkapi oleh Reza dan Rozi. Mereka memberikan usul kepada Wali Kelas mereka untuk mengadakan acara bersih sungai pada saat acara bersih – bersih sekolah yang rutin dilakukan setiap hari Jum’at minggu ke-2 setiap bulannya. Usulan mereka pun ditanggapi dengan positif oleh Wali Kelas. Akhirnya tibalah hari dimana acara bersih – bersih sungai itu dilaksanakan. Pada pagi hari, Kepala Sekolah memberikan arahan kepada semua siswa tentang pentingnya sebuah sungai yang bersih. Kepala Sekolah juga meminta kepada semua siswa untuk membersihkan sungai dengan sungguh – sungguh dan tak lupa Kepala Sekolah menyampaikan hal – hal yang tidak boleh dilakukan selama acara bersih – bersih sungai berlangsung. Selesai acara pengarahan, dengan berbondong – bondong dan didampingi oleh Wali Kelas, para siswa menuju ke sungai yang lokasinya tidak jauh dari sekolahan. Sesampainya di tepi sungai, Wali Kelas membagi siswa kedalam beberapa kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 orang dan ada 1 orang siswa yang menjadi ketua serta koordinator kelompok. Acara bersih – bersih sungai berlangsung selama 2 jam. Setelah acara bersih – bersih sungai selesai, tampak beberapa gundukan sampah yang berhasil dikumpulkan oleh para siswa. Sampah – sampah tersebut kemudian diangkut oleh truk milik Dinas Pekerjaan Umum yang memang sengaja didatangkan untuk mengangkut sampah sungai. Sungai pun kini tampak sangat bersih. Wali Kelas menjelaskan tentang arti pentingnya kebersihan sungai agar masyarakat di sekitar terbebas dari banjir saat musim hujan datang. Oleh karena itu, kita harus selalu emnjaga kebersihan lingkungan sekitar kita termasuk kebersihan sungai agar terhindar dari bahaya banjir
Awaltahun 2020 ini tidak berjalan begitu baik, sang ibu kota sedang berduka atas banjir yang menerpa penduduk dan daerah sekitarnya. Belum lagi korba Persolan Banjir Bukan Hanya tentang Sampah Semata Halaman 1 - Kompasiana.com

JAKARTA, - Sampah menjadi salah satu penyebab genangan saat hujan mengguyur wilayah DKI Jakarta Selatan sejak Jumat 17/1/2020 malam hingga Sabtu18/1/2020 pagi. "Sampah salah satunya, saat petugas melakukan pembersihan masih ditemukan banyak sampah di saluran air," kata Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Air SDA Kota Jakarta Selatan, Junjung saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu 19/1/2020.Beberapa lokasi genangan yang banyak ditemukan sampah, antara lain, kolong Jembatan Semanggi, Jalan Gatot Subroto depan Balai Kartini dan depan Dinas Pendidikan di Setiabudi. Selain sampah, genangan juga disebabkan kontur wilayah yang lebih rendah sehingga saat hujan dengan curah tinggi mudah terjadi genangan. Baca juga Cerita Ahok, Butuh 3 Tahun Sosialisasi Sebelum Relokasi Warga demi Normalisasi Sungai"Ada juga karena luapan, luapan saluran PHB penghubung, ke arah Kali Grogol, di kali ada penyempitan, jadi mudah meluap," kata Junjung. Untuk mengatasi genangan, lanjut Junjung, pasukan biru turun langsung ke lapangan membersihkan sampah-sampah, pembersihan tali dan mulut air serta mengoperasikan pompa portabel dan pompa situasional. Hujan lebat yang turun sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi menimbulkan genangan di sejumlah titik di antaranya di Jalan Gatot Subroto depan Balai Kartini, depan Dinas Pendidikan Setiabudi, Jalan Hang Lekir di Kebayoran Lama, Semanggi depan Kampus Atmajaya dan kolong Semanggi. Baca juga Ini Daftar Jalan yang Sudah Surut Setelah Banjir, Tiga Kawasan Masih Tergenang Lalu di Kemandoran Plus dan Perumahan Loka Permai, Gandaria Selatan. Genangan merendam permukaan jalan dengan ketinggian antara 15 centimeter cm hingga selutut orang dewasa. Guna mencegah genangan, Kasudin SDA Jakarta Selatan, Mustajab bersama pasukan biru melakukan kerja bakti di Kecamatan Jagakarsa, tepatnya di PHB Babakan Atas Segmen Gang Family RT 11/RW 09 Kelurahan Srengseng, Kecamatan Jagakarsa. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sampah- sampah tersebut kemudian diangkut oleh truk milik Dinas Pekerjaan Umum yang memang sengaja didatangkan untuk mengangkut sampah sungai. Sungai pun kini tampak sangat bersih. Wali Kelas menjelaskan tentang arti pentingnya kebersihan sungai agar masyarakat di sekitar terbebas dari banjir saat musim hujan datang.

Daerah ini rawan banjir. Karena banjir tidak semuanya bencana alam terkadang banjir terjadi karena ulah manusia itu sendiri. Cerpen Bencana Alam Banjir Lukisan Jalan di depan rumah penuh dengan penuh dengan bencana banjir. Lantai dasar riuh rendah dengan suara anak-anak berlarian. Musim hujan mulai tiba banjir pun mulai menghampiri Kabupaten Indragiri Hulu. Lalu kalau sudah terlanjur bagaimana kita menghadapi persoalan banjir. PDF Bencana Alam Hayatun Nufus - Academiaedu Bencana. Untuk mengatasi seperti ini lagi besok warga warga RT kita akan mengadakan kerja bakti untuk membersihkan sungai kita yang saat ini sedang tercemar. Banjir terjadi karena banyak hal seperti hujan yang berlebihan meluapnya aliran sungai sungai danau atau lautan. Menurut Ustaz Bobby ada hikmah di balik musibah banjir yang terjadi. Di dalam rumah air masuk hingga ketinggian lima sentimeter. Cerpen Lingkungan Hijau Macam macam bencana alam PDF PEMBUATAN BUKU CERITA ANAK BERMUATAN PENANGGULANGAN BENCANA. Contoh Cerpen Bencana Alam. Ia tinggal di kampung dekat pantai. Di sisi lain banjir dan tanah longsor juga terjadi di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto sejak Jumat 126 pukul 1700 WITA. Selain banjir karena hujan kampung itu juga sering dilanda banjir karena air laut pasang. Seminggu yang lalu. Banjir sangat berbahaya dan berpotensi menyapu bersih seluruh kota garis pantai atau daerah dan menyebabkan kerusakan luas pada kehidupan dan properti. Berikut laporan situasi bencana bajir yang dilaporkan oleh Divisi Kebencanaan dan Pengurus Daerah PD Aliansi Masyarakat Adat Nusantara AMAN. Kabupaten Indragiri Hulu Kecamatan Seberida Batang Cenaku Rakit Kulin. Ustaz Bobby Hariwibowo Lc berpendapat ada beberapa hal yang mesti dilakukan manusia pasca musibah banjir. Cerpen Kehidupan Cerpen Keluarga Cerpen Lingkungan. Bukan Bencana Alam Awal Bencana. Di tengah kesejukan sore itu terdengar suara anak-anak yang sedang bermain sepak bola di lapangan. 40 BENCANA ALAM DAN PERAN MANUSIA Gambar Bencana Alam Sejak dulu File UPI bencana banjir. Di setiap daerah tentu ada cerita rakyat ataupun dongeng yang berkaitan dengan bencana alamBencana alam adalah kerusakan yang diakibatkan oleh alam seperti gunung meletus gempa bumi maupun banjirBaca juga contoh Warta bahasa sunda yang. Banjir adalah bencana yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan tidak memadainya saluran pembuangan air. Agar bencana banjir seperti ini tidak terjadi lagi kata Pak RT. Yuk cari tahu penjelasan lengkap tentang contoh bencana alam klimatologis berikut ini. Hampir dua pekan permukiman warga di tepian Sungai Lulut anak Sungai Martapura itu dilanda banjir dan air belum juga surut. Hujan turun dengan deras. Jarak antara rumahnya dengan laut hanya sekitar satu kilometer. Riau Lokasi Bencana. Cerpen Anak Cerpen Lingkungan. Siklus ini hanya dugaan saja sebenarnya banjir bisa terbentuk akibat kurangnya kesiapan menghadapi musim datangnya penghujan misalnya gorong gorong yang mampet endapan sungai yang tebal dan masih banyak perilaku masyarakat yang membangu lahan di kawasan hijau dan dataran banjir. Ibu sibuk memindahkan barang. Adapun penyebab rawan banjir atau genangan air di titik-titik tersebut akibat drainase yang bermasalah. Tanah persawahan sudah mulai lembab. Bulan penghujan sudah mulai datang. Setiap pedesaan pasti mempunyai program dalam pembenahan untuk berkembang dan memajukan desanya seperti membersihkan selokan memotong rumput membangun irigasi merapikan pohon yang ke jalan membersihkan sampah-sampah dan masih banyak lagi program-program pada setiap desa untuk mengatipasi bencana alam supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak dinginkan seperti pohon tumbang banjir. Bencana tersebut dipicu tingginya intensitas hujan sejak pukul 1300 WITA. Banjir juga memiliki kekuatan erosif yang besar dan bisa sangat merusak. Kembali ke masalah banjir Umumnya permasalahan banjir tentu tidak lepas dari masalah ruang hijau atau daerah serap hujan. Gini Pak kan RT kita terkena banjir nih. Contoh Bencana Alam Klimatologis. Di wilayah hulu degradasi hutan menjadi kawasan pertambangan dan. Kebakaran Hutan dan Lahan. Penyebab lainnya adalah semakin diperparah dengan adanya tumpukan sampah dari masyarakat sekitar. Wah banyak cara yang bisa kita lakukan sedini mungkin mulai dari pembenahan sistem hidrologi perkotaan pembuatan sumur resapan pembuatan biopori pembukaan lahan sampai penggalakan reboisasi dan. Sore itu kota Tuban terasa lebih sejuk. Bencana banjir memang tidak bisa kita hindari tetapi bisa kita minimalisir dengan cara penanggulan banjir. Indah adalah saudara sepupu Dimas. Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko BencanaBerbagai bencana alam mulai gempa bumi tsunami letusan gunung berapi banjir tanah longsor kekeringan dan kebakaran hutan rawan terjadi di Indonesia Contoh cerpen. Cerpen Gempa Bumi cerpen Gempa Bumi contoh paragraf deduktif tentang bencana alam - Brainlycoid Bencana Alam Tsunami Cerpen Tsunami Contoh Cerpen tentang Bencana Terbaru - Contoh Cerita Cerpen. Naik ke lantai 1 di ruang tamu memang agak sepi tapi di musala yang ada di lantai itu ibu-ibu sangat banyak. Pertama manusia harus menjauhi maksiat yant dapat menurunkan murka Allah SWT Kedua manusia harus memuliakan alam semesta Ketiga bersabar atas ujian yang Allah turunkan. BANJARMASIN KOMPAS Banjir besar di Kalimantan Selatan pada awal tahun ini disinyalir tidak hanya dipicu hujan ekstrem tetapi juga akibat rusaknya daerah tangkapan air. Indonesia merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia demikian menurut United Nations International Stategy for Disaster ReductionUNISDR. Kadang-kadang guruh menggelagar didahului kilat yang menerangi langit sekejap. Contoh dari bencana alam klimatologis adalah badai banjir kekeringan kebakaran lahan dan hutan dan masih banyak lagi. Cerita bencana alam banjir - cerpen bencana alam di bawah ini. Seperti menyediakan tempat resapan air memperlebar sungai dan tidak membuang sampah sembaranguan. Akibat bencana tersebut empat warga dilaporkan hilang. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir badai banjir bandang angin puting Ini wilayah terdampak banjir bandang Manado Daerah SINDOnews Ini wilayah terdampak banjir bandang Manado yang dibutuhkan oleh warga yang kena musibah bencana alam ujarnya Rabu 1512014. Beberapa hari terakhir kantor kami sangat ramai. Cerpen Contoh Cerpen Bencana Alam Sketsa Cerpen Bencana Alam Banjir Lukisan Cerpen Puisi Tentang Banjir Cerpen Bencana Alam Banjir Lukisan Cerpen Bencana Alam Banjir Lukisan Contoh Cerita Pendek Tentang Banjir Dengan Cerpen Gempa Bumi Cerpen Bencana Alam Banjir Lukisan Andaada disini : Beranda / Tag "cerpen tentang banjir karena sampah" Tag: cerpen tentang banjir karena sampah. Cerpen. Ukhti, Uhibbuki! admin 2 bulan yang lalu. Cerpen. Doa Bidadari. admin 5 bulan yang lalu. Cerpen. Cerpen Kehidupan Remaja di Era Globalisasi. admin 7 bulan yang lalu. Baca Selebihnya. Artikel. Baca teks berikut! Hidup Sehat Dewasa ini, banyak sekali penyakit baru yang bermunculan. Hal ini karena berkurangnya sistem imun di dalam tubuh kita. … Jika sistem imun di dalam tubuh melemah tubuh gampang sekali terkena penyakit. Selain itu, makan-makanan yang kita konsumsi tidak lagi mengandung vitamin dan mineral yang baik. Bahkan, saat ini telah banyak penjual makanan yang menjual makanan tidak sehat. Terlebih lagi, dengan padatnya aktivitas membuat kita tidak memiliki waktu untuk berolahraga. Padahal, olah raga sangatlah baik untuk kesehatan kita. Akibatnya, tubuh menjadi lemah sehingga mudah terjangkit virus-virus yang ada disekitar kita. Oleh karena itu, marilah kita menerapkan pola hidup sehat agar kita tidak mudah sakit dengan cara mengonsumsi makanan yang sehat dan berolah raga yang rutin. 1. Tentukan nama teks tersebut dan berikan alasannya! 2. Tulislah gagasan utama teks tersebut! 3. Tulis simpulan teks tersebut! ​ Dengan ini kami beri tahukan bahwa pengurus OSIS SMPN I Gunung Putri bermaksud mengadakan studi banding ke SMPN 2 Campedak. ………………….. Sehubungan denga … n kegiatan tersebut, kami berharap Bapak/Ibu berkenan menerima kedatangan kami. Agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang kami rencanakan, kami tunggu balasan Bapak/ Ibu ……………………… Kutipan surat tersebut, termasuk dalam jenis surat …. * Tidak resmi Dinas Persahabatan Pribadi​ Disekolah kamu mendapat ilmupancangkan tekad dan niatmubelajarlah dengan semangat selaluagar bahagia masa depanmukata berima pada syair di atas adalah … ....​ Kata hangus Antonim kata selain dari hangus Sebutkan 6 undur intrinsik dalam sebuah dongeng Cerpen"Sampah" Gara-Gara Sampah Saat malam hari , tiba-tiba hujan mengguyur desa Suka Duka hingga pagi tiba hujanpun tak kunjung berhenti sehingga terjadilah banjir . Penduduk desa Suka Duka semua khawatir mereka segera menyelamatkan diri dan menyelamatkan barang-barang yang mereka perlukan . Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Cerita tentang banjirCerita Anak Tentang BanjirBerhubung sudah selesei makan semuanya, kak bunga coba ajak kalian mengenali tentang gejala alam ya adik-adikku tercinta, salah satu gejala alam yang sering terjadi di sekitar kita adalah, mungkin ada yg tahu dari kalian? Kalau belum kak bunga bantu kenalan dengan gejala alam yg satu ini ya. Apakah itu?Adik-adikku tercinta, gejala alam itu adalah ciptaan Allah. Salah satunya adalah banjir. Kak bunga akan mengajak kalian mengenali banjir. Banjir itu biasanya terjadi karena ulah kita sebagai manusia. Adik-adikku, banjir biasanya disebabkan karena air sungai yang penuh kemudian tumpah ke daratan seperti jalanan dan rumah kita. Selain itu airnya tumpah karena banyak orang yg membuang sampah ke sungai. Menjaga lingkungan sangat lah pentingSehingga air di sungai jadi tersumbat. Gimana adik-adik sudah pada mengerti penjelasannya. Jadi kita tidak boleh buang sampah sembarangan ya adik-adik. Lingkungan harus kita jaga termasuk sungai. Sehingga kita semua terbebas dari banjir. Mungkin ada yang ditanyakan mengenai banjir adik-adik?Banyak cara yang dapat dicegah dari kebersihan lingkungan, menjaga tanam tanam an, penghijauan, menjaga sungai, dan kanal dari kebersihan, dan juga mengatisipasi cuaca hujan, juga menjaga sumabatan aliran air 1 2 Lihat Cerpen Selengkapnya
setelahkelelahan dan beristirahat di tepian sungai fathur berkata kepada rizky dan fian tentang banyaknya sampah yang mereka jumpai di tepian sepakat untuk menceritakan hal tersebut pada wali kelas, sebab bila sampah dibiarkan menumpuk di sungai maka bisa mengakibatkan banjir ketika musim penghujan datang.suatu pagi saat
Hampir seminggu setelah hujan mengucur deras. Orang-orang mengungsi di masjid. Genangan air tak kunjung surut. Tingginya sepinggul orang dewasa. Banjir itu datang bersamaan dengan jebolnya bendungan Sungai Campoan. Tiap hari awan hitam membungkus permukaan langit, disertai gerimis tipis liris serupa helai-helai rambut. Mereka berusaha meredam cemas. Khawatir rumah yang ditinggalkan sudah diseret air bah. “Ikhlaskan kalau memang rumah harus diseret banjir.” Maksan, laki-laki berkumis tebal, menepuk pundak kawannya yang menampakkan wajah murung. “Kalau air tak kunjung surut, apa tidak mungkin masjid ini juga bisa-bisa ditenggelamkan banjir?” tanya Kasno kepada Maksan. Mereka berdua bertetangga. Tapi, pembicaraan di antara mereka terjadi setelah dua lelaki paruh baya itu sama-sama mengungsi di masjid itu. Sebelum banjir datang, Kasno dan Maksan jarang bertegur sapa, apalagi sampai mengobrol berjam-jam seperti ini. “Masjid adalah tempat paling aman. Tak mungkin banjir bisa menenggelamkan rumah ibadah ini,” kata Maksan sembari menyulut sebatang rokok. Dingin menghunus setiap inci kulit. Orang-orang mengobrol dalam masjid, mengusir rasa bosan yang mulai menghinggapi benak mereka. Berlama-lama mengungsi tentu tidak nyaman. “Mengapa bisa begitu?” Kasno mengernyitkan dahinya. Menyipit matanya. Dipandanginya wajah Maksan yang tampak biasa-biasa saja. Diembuskannya asap rokok yang melegakan pikiran rumit Maksan. “Ini tempat ibadah. Rumah Allah. Tidak mungkin Allah akan menenggelamkan rumahnya sendiri.” Maksan mengulas senyum di bibirnya. Kasno menganggukkan kepala mendengar penjelasan Maksan pada pagi lembab. “Itulah mengapa orang-orang kerap berlindung di masjid ketika banjir datang.” Kasno menambahkan dengan binar-binar di matanya, mendahului ucapan Maksan. Beberapa jenak kemudian, Kasno merogoh sebungkus rokok dalam sakunya. Tidak tahu kapan air akan surut sehingga Kasno kerap berdoa agar air itu sesegera mungkin susut, menyingkir dari rumah-rumah penduduk. Namun, air justru bertambah meskipun hujan tidak turun setiap hari lagi, sebagaimana hari-hari sebelumnya. “Mungkin kita disuruh lebih lama tinggal di masjid supaya ingat ibadah,” bicara Kasno tak lebih serupa desis. Maksan tak menanggapi gumam kawan akrab satu-satunya, yang baru ia sadari kalau laki-laki itu tetangga sebelah rumahnya. Ia menikmati isapan demi isapan asap yang keluar masuk dari dada ringkihnya yang kian menyempit. Ketika awan membiarkan celah matahari bersinar menerpa tubuh dua laki-laki di samping masjid itu, Maksan mendadak terisak. Dibuang sebatang rokok yang masih menyala. Ia menundukkan wajah. Laki-laki bertubuh agak kerempeng itu ingat akan kematian sang istri. Pagi agak lembab ketika istrinya terperosok ke lubang parit di antara genangan air yang masih selutut. Waktu itu, istri Maksan berkukuh tetap tinggal di rumah. Sebagian warga mulai mengungsi, tidak mau menanggung risiko. Khawatir luapan air Sungai Campoan disertai curah hujan yang seakan siap menuangkan air dalam jutaan meter kubik per detik membuat mereka tak sanggup menyelamatkan diri. Mastini, istri Maksan, keras kepala. Tak mau dengar omongan-omongan tetangga, termasuk ucapan suaminya yang berkali-kali membujuk perempuan 35-an itu meninggalkan rumah. “Percayalah. Tak mungkin banjir,” ujarnya lembut pada Maksan. Kata-kata itu diulang-ulang begitu Maksan melontarkan bujukan padanya. Padahal Maksan menyadari, air itu mulai bertambah setiap harinya. Maksan menatap genangan air di depan rumahnya, yang lambat laun tingginya bertambah. Kematian istrinya menjadi jawaban bagi Maksan, mengapa perempuan berkulit kuning langsat itu tak mau meninggalkan rumah. Seseorang diminta menjemput Bardi, anak Maksan, ke sekolah. Jasad Mastini dibaringkan di atas lincak. Kecipak air di bawah ranjang bergoyang-goyang, lalu mengalir pelan-pelan ke setiap sudut rumah. Tangis Bardi meledak ketika bocah tujuh tahun itu berdiri di ambang pintu, melihat ibunya dikerumuni orang-orang. Maksan ikut menitikkan air mata. Ia menarik tubuh anaknya dari dekapan sang ibu. Bergotong royong warga menggali liang kubur secepat mungkin. Dikhawatirkan air makin bertambah. Kubur digali di pemakaman keluarga, di antara air yang pelan-pelan merambat masuk ke dalam. “Setiap tahun, setiap banjir pasti ada yang meninggal,” celetuk seseorang yang ikut ke pemakaman. “Mungkin karena makin banyak gedung berdiri, makin sedikit daerah resapan air, dan sungai-sungai kian menyempit.” “Mungkin pula karena Allah sedang menguji hamba-hamba-Nya.” “Bagaimana kalau itu azab?” Pertanyaan muncul dari mulut laki-laki berkumis tipis. Orang-orang jadi terdiam. Hanya bisa memandangi raut muka laki-laki itu. Mereka menghela napas panjang, melegakan tenggorokannya sekaligus mengaburkan bayangan kengerian perihal banjir yang dibilang azab oleh laki-laki dengan tulang-belulang serupa batang lidi pada sebidang dadanya itu. Jasad Mastini dimasukkan ke dalam liang lahat. Bardi menjerit. Sesaat kemudian, ia menangis panjang dan amat menyayat. Maksan menabur bunga di atas pusara sang istri. Nisan dipegangnya erat. Tak ingin dilepas. Wajah Bardi, anak mereka, membenamkan wajahnya ke dalam dada Maksan. Tujuh menit setelah orang-orang meninggalkan pemakaman. Mereka berdua juga ikut membawa langkahnya, menerabas air yang senantiasa mengalir, dengan ketinggian setumit orang dewasa. Tak sampai tujuh hari Maksan di rumah. Ia mesti meninggalkan rumah satu-satunya itu dengan menyimpan luka di dadanya lantaran tak bisa mengadakan tahlilan selama tujuh hari bagi sang istri. Warga berbondong-bondong menuju masjid, kurang lebih lima kilometer dari rumah yang mereka tinggalkan. Maksan bersama Bardi terpiuh-piuh melangkah menuju masjid. Dikabarkan melalui siaran televisi, banjir hampir menenggelamkan separuh kota. Orang-orang tercengang sekaligus heran, mengapa masjid-masjid tak tersentuh oleh air. Pengungsian dipusatkan di masjid-masjid karena itu cuma satu-satunya tempat yang luput dari serangan banjir. Aneh, pikir orang-orang dalam tempurung kepalanya. Sementara Maksan, selalu setiap hari, lepas maghrib mengaji di dalam masjid. Mengirim doa-doa kepada sang istri, yang kini mungkin makam itu sudah dilumat oleh banjir. Kasno mengakui kesedihan kawannya itu berlipat ganda mencekik hidupnya. Kerut-kerut di kening Maksan membentuk garis terombang-ambing. Sorot matanya suram. Kasno merasa bersyukur, banjir kali ini tak merenggut seorang pun nyawa keluarganya. Meskipun begitu, ia pernah menangis untuk kematian ayahnya sewaktu banjir melanda tahun lalu. “Apakah banjir memang kerap minta tumbal?” Maksan bertanya kepada Kasno. Tersenyum Kasno mendengar Maksan mengajukan pertanyaan serupa itu. Wajar Maksan melontarkan kalimat itu karena ia kerap menjadi saksi kematian warga setiap tahun, setiap kali banjir menghajar rumah mereka. Termasuk atas kematian ayah Kasno. “Banjir datang karena manusianya sendiri yang meminta. Sungai-sungai dipersempit. Sampah dibuang di sungai. Maka, ke mana lagi air itu akan mengalir jika tempat yang semestinya diusik.” Ucapan Kasno membuat Maksan merenung. Masuk ke dalam dirinya sembari membenarkan perkataan Kasno dalam hatinya. Mendung menggantung di langit. Dua laki-laki itu masuk ke dalam masjid. Mereka ingat belum mengerjakan shalat Isya. Kamis malam kesepuluh, lepas isya Maksan dikejutkan dengan mengalirnya air ke halaman masjid. Tujuh menit berlalu, air itu kian bertambah. Semula Maksan mengira air selokan masjid sedang meluap karena hujan mengucur deras semalam. Tapi, mata laki-laki paruh baya itu dibuat terbelalak ketika dilihatnya air terus bertambah hingga mencapai undakan masjid. “Banjir …. Banjir …. Banjir datang,” teriakan Maksan dari teras masjid disambut panik oleh orang-orang yang tengah terlelap. Berbondong-bondong mereka keluar. Maksan mencari Bardi di antara kerumunan orang-orang. Bocah itu langsung mendekap ayahnya. Butuh waktu lama agar warga pengungsi segera keluar dari masjid, mencari tempat aman. “Ke mana kita harus mengungsi?” “Apa masih ada masjid yang luput dari banjir?” Kepanikan merambati sekujur tubuh orang-orang sampai mereka menangis terisak-isak. Sebagian lari terbirit-birit, sebagian lagi memilih berdiam dalam masjid, berzikir pasrah, seperti siap menerima kematian apabila Izrail memang mau mencabut nyawa di antara banjir yang lambat laun masuk ke dalam masjid itu. Tiga puluh menit kemudian, air sudah mencapai lutut orang dewasa. Tubuh orang-orang bersila di dalam masjid hampir tenggelam oleh genangan air. Maksan berpandangan bingung melihat ruang dalam masjid dipenuhi air seutuhnya. “Kenapa Allah hendak menenggelamkan sendiri rumah-Nya?” Maksan menyimpan pertanyaan itu dalam dadanya. Pasti sebab banjir dikirim ke masjid didasari suatu hal. Di antara pikiran Maksan yang tak kunjung mendapat jawaban sebab musabab banjir dikirim ke masjid, ia mendengar jeritan orang-orang beristigfar, seakan ingat segunung dosa dan ingin menebusnya ketika itu juga. “Pertanda apakah ini, Pak?” Bardi, anak lelakinya, bocah tujuh tahun itu bertanya. Maksan menggeleng. Buru-buru mereka meninggalkan masjid, menerabas air yang makin meninggi setiap menitnya. Maksan gelisah. Sepanjang perjalanan mulutnya senantiasa beristigfar dengan air mata mengucur terus-menerus. *** Zainul Muttaqin Lahir di Garincang, Batang-batang Laok, Batang-batang, Sumenep, Madura, 18 November 1991. Menyelesaikan studi Tadris Bahasa Inggris di STAIN Pamekasan. Alumnus Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep, Madura. Cerpen dan puisinya tersiar di sejumlah media nasional dan lokal. Salah satu penulis dalam antologi cerpen Wanita yang Membawa Kupu-Kupu 2008, Dari Jendela yang Terbuka 2013, Cinta dan Sungai-sungai Kecil Sepanjang Usia 2013, serta Perempuan dan Bunga-bunga 2014. I Made Somadita, lahir di Tabanan, Bali, tahun 1982. Dia menempuh pendidikan seni ISI Denpasar dan sampai kini menetap di Bali. Soma pernah diundang sebagai seniman residensi di NuArt Sculpture Park Bandung, The Netherland Amsterdam Belanda, KIAR 2014 India, CAP Studio Chiang Mai Thailand, dan Reuinon Island Perancis. Dia juga seringkali menerima pembelajar seni secara privat.
Cacimaki sering ku terima karena aku hanya setumpuk sampah. Manfaat yang kita dapat jika kita membuang sampah pada tempatnya yaitu. Wali Kelas menjelaskan tentang arti pentingnya kebersihan sungai agar masyarakat di sekitar terbebas dari banjir saat musim hujan datang. Cerpen atau cerita pendek bertema pendidikan mengandung nilai-nilai XOJ8f5S.
  • u9k9l893qd.pages.dev/301
  • u9k9l893qd.pages.dev/188
  • u9k9l893qd.pages.dev/118
  • u9k9l893qd.pages.dev/283
  • u9k9l893qd.pages.dev/101
  • u9k9l893qd.pages.dev/19
  • u9k9l893qd.pages.dev/170
  • u9k9l893qd.pages.dev/258
  • u9k9l893qd.pages.dev/105
  • cerpen tentang banjir karena sampah